Foto: Pexels
Kehadiran perangkat smartphone atau hp, telah memudahkan segalanya dalam kehidupan kita, baik dalam hal bekerja, belajar, hingga menikmati berbagai konten hiburan dan game. Hp telah menjadi sebuah perangkat serba bisa.
Namun kehadiran hp juga bisa menimbulkan hal negatif seperti kecanduan. Hal yang perlu diketahui, kecanduan hp bukanlah sebuah lelucon, terlebih lagi, fenomena ini semakin sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sindrom tidak bisa lepas dari smartphone ini disebut 'Nomophobia' yang merupakan kependekan dari 'No Mobile Phone Phobia', yaitu kondisi dimana seseorang akan merasa takut, cemas, hingga panik, bila hp miliknya tidak ada di sekitarnya.
Nomophobia dapat terjadi pada semua orang, baik remaja, hingga orang dewasa, dan pada beberapa kasus, dapat mengarah pada tindakan yang negatif.
Latar Belakang Nomophobia
Istilah Nomophobia pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008, melalui sebuah penelitian dan survei yang dilakukan oleh YouGov, terhadap responden yang dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari smartphone.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 53 persen dari total responden mengaku merasakan gelisah ketika dirinya berada di luar jangkauan smartphone mereka. Sisa responden mengaku tidak dapat beraktivitas bila tidak ada smartphone di dekat mereka.
Foto: Pexels
Kemunculan sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga TikTok, menjadi salah satu faktor kenapa banyak orang kecanduan gawai, khususnya smartphone.
Efek dari sindrom Nomophobia bisa terlihat dari semakin banyaknya orang menghabiskan waktu menatap layar hp dibandingkan lawan bicaranya, ketika sedang berada di ruang publik untuk berkumpul.
Selain itu, mayoritas orang kini lebih suka berkomunikasi via smartphone melalui aplikasi chatting seperti WhatsApp, Line, atau Telegram, sehingga tidak peduli pada lingkungan sekitar, yang menyebabkan kepedulian terhadap sesama berkurang.
Studi Kasus Nomophobia
Sebuah studi yang dilakukan oleh Iowa State University, seperti dilaporkan oleh Hufftington Post, menemukan bahwa ada empat faktor dasar Nomophobia, yakni:
- Tidak bisa berkomunikasi.
- Kehilangan hubungan.
- Tidak dapat mengakses informasi.
- Rasa tidak nyaman.
Media ini juga melaporkan bahwa ada sekitar 63 persen pengguna smartphone berusia 18-29 tahun, diketahui kerap tertidur dengan membawa hp mereka ke tempat tidur.
Tes Kecanduan Hp
Foto: Pexels
Tes kecanduan hp dilakukan dengan mengajukan 20 pernyataan untuk mengukur sejauh mana tingkat ketergantungan kita pada smartphone.
Pada tes tersebut, kita diharapkan untuk memberikan pertanyaan yang jujur, yang ditandai dengan skala 1 (benar-benar tidak setuju) hingga 7 (sangat setuju), lalu jumlahkan totalnya untuk mengetahui hasil tes.
Anda bisa mengujinya pada diri Anda dengan menjawab pernyataan di bawah ini.
- Saya merasa tidak nyaman jika tidak dapat mengakses informasi melalui smartphone.
- Saya akan kesal jika saya tidak dapat melihat informasi lewat smartphone ketika ingin melakukannya.
- Saya akan merasa gugup karena tidak bisa mendapatkan berita kejadian atau cuaca dan lainnya.
- Saya kesal jika tidak dapat menggunakan smartphone ketika ingin menggunakannya.
- Kehabisan baterai sangat menakutkan bagi saya.
- Saya akan panik jika kehabisan data paket bulanan.
- Jika tidak ada sinyal atau koneksi Wifi maka saya akan mencarinya atau menemukan koneksi wifi.
- Saya takut terdampar di suatu tempat jika tidak bisa menggunakan smartphone.
- Jika saya tidak bisa mengecek smartphone saya selama beberapa waktu saya akan merasa terus ingin memeriksanya.
Pertanyaan selanjutnya berhubungan dengan perasaan Anda ketika smartphone tidak berada dalam jangkauan, atau tidak ada di sekitar Anda. Berikut beberapa pernyataannya.
- Saya akan cemas karena tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga atau teman.
- Saya akan kuatir karena keluarga dan teman saya akan menghubungi saya.
- Saya akan merasa gugup karena tidak bisa menerima pesan dan panggilan.
- Saya akan cemas karena tidak bisa berhubungan dengan keluarga atau teman.
- Saya akan gugup karena tidak dapat mengetahui apakah seseorang telah mencoba menghubungi saya.
- Saya akan merasa cemas karena koneksi saya untuk keluarga dan teman menjadi terganggu
- Saya akan gugup karena tidak bisa online.
- Saya tidak nyaman karena saya tidak bisa up to date dengan media sosial dan jaringan online.
- Saya akan merasa canggung karena tidak bisa mengecek notifikasi untuk pembaharuan dari koneksi dan jaringan online
- Saya akan merasa cemas karena tidak bisa memeriksa pesan email.
- Saya akan merasa aneh karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Hasil Tes Kecanduan Hp
Setelah menjumlahkan total nilainya, maka Anda telah mendapatkan skor akhir dari tes ini. Berikut ini hasil dari tes kecanduan hp yang telah Anda lakukan.
Nilai 20: Not at all Nomophobia. Anda tidak ada masalah dengan smartphone Anda, meskipun terpisah darinya.
Nilai 21-60: Mild Nomophobia. Anda sedikit gelisah ketika lupa membawa ponsel selama sehari, atau terjebak di suatu tempat tanpa koneksi wifi, tapi kecemasan Anda tidak terlalu besar.
Nilai 61-100: Moderate Nomophobia. Anda cukup dekat dengan perangkat yang dimiliki, Anda sering memeriksa hp saat nongkrong atau berbicara dengan teman, dan Anda sering merasa cemas ketika terpisah dari hp.
Nilai 101-120: Severe Nomophobia. Anda tidak bisa lepas dari hp dalam hitungan detik, dan selalu ingin memeriksa hp. Hal tersebut yang pertama Anda lakukan di pagi hari, dan yang terakhir di malam hari sebelum tidur.
Kesimpulan
Bila Anda mendapatkan skor terakhir, artinya seluruh kegiatan sehari-hari Anda telah didominasi oleh hp. Jadi sebelum hal ini menjadi lebih serius, ada baiknya Anda mengurangi penggunaan hp.
Semoga artikel ini bisa membantu ya, dan selalu ingat, sesuatu yang belebihan itu tidak pernah baik, jadi gunakan hp sebagaimana mestinya dalam beaktivitas, dan atur waktu untuk berhenti menggunakan hp sejenak, misalnya pada akhir pekan.