Foldable phone atau ponsel lipat, pernah mengalami masa kejayaan di awal tahun 2000an, kini, era baru telah dimulai dan mulai 2020 mendatang, produk-produk seperti Samsung Galaxy Fold dan Huawei Mate X, akan menghadapi persaingan sengit menghadapi Motorola Razr Phone, Xiaomi Dual Flex/Mix Flex, dan banyak lainnya.
Sejak diperkenalkan beberapa waktu lalu, Motorola Razr Phone terbaru (2019) telah mendapatkan perhatian khusus. Seri yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2004 lalu ini memiliki desain yang cantik dan ringkas, seperti generasi pendahulunya.
Di Amerika Serikat sendiri, masa pemesanan telah dibuka sejak tanggal 26 Desember. Penjualan resmi direncanakan pada tanggal 9 Januari 2020 mendatang. Harga Motorola Razr phone 2019 adalah $1,500 atau jika dirupiahkan sekitar 21 jutaan rupiah.
Motorola Razr Phone memiliki layar lipat 6.2 inci berjenis P-OLED. Bila dalam posisi terlipat, ada layar ektsernal berjenis G-OLED berukuran 2.7 inci yang fungsinya sebagai layar notifikasi. Sistem operasi yang dipakai adalah Android Pie (Android 9), dengan dukungan kamera utama ganda beresolusi 16 megapiksel.
Persaingan foldable phone di tahun 2020
Di tahun 2020 nanti, Motorola Razr Phone bukan satu-satunya foldable phone yang akan bersaing dengan Samsung Galaxy Fold dan Huawei Mate X. Beberapa vendor seperti TCL, Royole FlexPai, Xiaomi dengan Dual Flex/Mix Flex, ZTE dengan Nubia Alpha, hingga rumornya, brand-brand besar seperti Apple, LG, Lenovo, bahkan Google.
Sejak awal tahun 2019, Xiaomi Dual Flex/Mix Flex telah diperkenalkan ke publik. Foldable phone ini cukup unik dengan layar kanan dan kiri yang dapat dilipat kebelakang. Menjadikan desain layarnya terlihat flawless, alias mulus dan compact.
Menurut co-founder sekaligus presiden Xiaomi, Bin Lin, desain ini sengaja dipilih agar Xiaomi Dual Flex/Mix Flex dapat memiliki kepraktisan sebuah perangkat, sekaligus menawarkan keindahan secara estetika.
Desain Xiaomi Dual Flex/Mix Flex merupakan gabungan dari sebuah smartphone, sekaligus tablet, yang menjadikan perangkat ini unik, serta mampu memberikan pengalaman pemakaian yang berbeda dari smartphone konvensional pada umumnya. Desain ini sekaligus memberikan kenyamanan dengan opsi penggunaan sesuai kebutuhan.
Soal spesifikasi lengkapnya, Xiaomi belum merilis, bahkan untuk pemilihan nama pun belum diumumkan secara resmi, apakah akan memakai nama Dual Flex, atau Mix Flex. Sejauh ini, hal yang dikonfirmasi oleh Xiaomi adalah bahwa mereka akan merilis foldable phone ini di tahun 2020.
Samsung pun tidak mau kalah dan kabarnya sudah mempersiapkan generasi penerus Galaxy Fold yang akan diberi nama Samsung Galaxy Fold 2. Beberapa sumber mengatakan kalau desainnya akan mengalami perubahan, hampir menyerupai Motorola Razr Phone. Harganya juga dikabarkan akan lebih murah dari generasi sebelumnya.
Apple dan Lenovo juga rumornya akan meluncurkan foldable phone versi mereka, namun hingga saat ini belum ada rilis resmi, dan satu-satunya yang diketahui publik adalah bahwa kedua brand besar tersebut telah mendaftarkan paten mereka.
Bila Apple hingga saat ini belum menunjukkan bentuk fisik foldable phone versi mereka, produk Lenovo sudah bisa ditebak-tebak seperti apa bentuknya, karena pada tahun 2016 lalu, perusahaan asal Tiongkok ini pernah memperkenalkan sebuah concept phone bernama CPlus.
Sekilas, desain Lenovo CPlus terlihat serupa dengan Nubia Alpha buatan ZTE, yang juga memiliki desain unik. Keduanya sama-sama dapat ditekuk pada pergelangan tangan. Sehingga menyerupai gelang. Namun secara bentuk, Nubia Alpha lebih ke arah desain smartwatch.
Bagaimana dengan Google? Perusahaan raksasa dunia ini kabarnya sudah memiliki prototype buat produk foldable phone mereka, walau hingga saat ini, masih belum ada wujud fisik yang diumumkan ke publik.
Berdasarkan deskripsi yang muncul pada paten yang telah didaftarkan oleh Google, perangkat prototype ini memiliki tampilan layar berjenis OLED. Google telah mengonfirmasi kalau produk prototype ini ada, jadi tinggal tunggu waktu saja kapan mereka akan mengumumkannya secara resmi.
Itu dia sederatan produk foldable phone yang kabarnya akan meluncur di tahun 2020 mendatang. Ini tentunya akan mengubah arah tren yang dalam beberapa tahun belakangan ini didominasi oleh layar full screen. Apakah ini akan menjadi standar baru tahun depan, atau malah gagal dipasaran? Kita tunggu saja kelanjutannya.