Samsung baru saja umumkan kehadiran rangkaian QLED TV terbarunya di Paris. TV Premium ini mendapatkan verifikasi pengujian kelas dunia dan asosiasi sertifikasi, Verband Deutscher Elektrotechniker (VDE), berkat kemampuannya menghasilkan volume warna 100%.
Sertifikasi pertama untuk produsen TV ini memberikan jawaban mengenai pentingnya volume warna untuk mengukur ketepatan warna. Didefinisikan sebagai representasi tiga dimensi yang menggambarkan kapasitas reproduksi warna di semua tingkat pencahayaan, volume warna merupakan standar penting untuk menjamin konten yang ditampilkan sesuai dengan yang dimaksud pembuat konten.
Lantas, apa yang membuatnya berbeda dari standar warna lain? Mari kita mengenal pengukuran warna baru ini.
Peningkatan Dari SDR Ke HDR dengan Warna Lebih Akurat
Pada masa CRT TV, standar TV yang digunakan adalah Standard Dynamic Range (SDR) namun memiliki kelemahan karena terjebak pada 100 nits. Hasilnya, tampilan pada TV tidak dapat menghasilkan warna akurat saat mereproduksi video dan gambar sesuai dengan standar ini.
Peningkatan kualitas warna dimulai saat Samsung mengeluarkan TV dengan teknologi High Dynamic Range (HDR) pada tahun 2015. Pada saat itu, Samsung berhasil mengembangkan teknologi display dengan rentang tingkat pencahayaan lebih tinggi, dilihat pada warna putih dan hitam yang tampil lebih realistis, serta rentang warna yang turut diperluas sehingga gambar menjadi lebih hidup.
Sampai saat ini, banyak produsen dan kalibrator menentukan dan mengukur berbagai warna yang tampilannya dapat mereproduksi gamut warna. Sementara itu, industri film Amerika telah memanfaatkan gamut warna DCI-P3 untuk proyeksi film digital.
Dalam teknologi SDR, tampilan gamut warna pada ruang warna 2D tergolong memuaskan. Puncak pencahayaan yang diperoleh adalah 100 nits dan warna termasuk baik pada satu tingkat pencahayaan, biasanya 75 persen dari puncak pencahayaan tampilan.
Berbeda di era HDR, puncak luminance, misalnya, mencapai lima sampai sepuluh kali lebih tinggi, sementara dalam seri QLED TV, Samsung bisa menghasilkan 15 sampai 20 kali lebih tinggi.
Perbedaan tingkat pencahayaan memiliki efek besar pada warna yang akan ditampilkan. Misalnya pada gambar yang melebihi tampilan puncak luminance, dimana warna dapat ditampilkan secara berbeda dari apa yang dimaksudkan, terkadang menghasilkan efek wash-out. Bahkan pada konten yang sama, warna dapat dinyatakan berbeda pada layar berbeda, tergantung pada kisaran pencahayaan.
Meskipun ruang warna 2D sudah cukup menunjukkan gamut warna di era SDR, hasilnya tentu berbeda di era HDR karena tingkat pencahayaan berbeda jauh. Maka dari itu, standar warna baru perlu dibentuk agar konten HDR yang diproduksi dapat ditampilkan secara akurat sesuai pembuat konten.
Pentingnya Volume Warna
Untuk mengakomodasi variasi tampilan yang berbeda, pencahayaan terintegrasi sebagai dimensi ketiga ke dalam diagram warna 2D gamut tradisional untuk membuat volume warna. Pengukuran 3D berikut ini menggambarkan bagaimana tampilan mereproduksi warna di semua tingkat pencahayaan dari berbagai pencahayaannya.
Berbeda dari diagram ruang warna konvensional dua dimensi CIE 1931 (kiri), volume warna tiga dimensi membutuhkan pencahayaan ke perhitungan, dan dengan demikian itulah yang lebih baik dari kapasitas rendering warna layar ini.
Sederhananya, semakin tinggi volume warna, maka tampilan menjadi lebih baik karena bisa mengekspresikan berbagai macam warna yang lebih hidup dan akurat. Melalui Samsung QLED TV yang sudah mendapatkan sertifikasi kemampuan volume warna 100 persen, maka ruang warna DCI-P3 dapat diekspresikan terlepas dari perbedaan tingkat kecerahan.
Menyatukan fitur HDR seperti kontras tinggi, tingkat pencahayaan lebih besar dan kemampuan gamut warna yang lebar di berbagai macam tingkat pencahayaan, prediksinya bahwa volume warna akan terus berkembang pada industri layar masa depan.