Drone yang bernama Aquila, yakni sebuah drone yang dimiliki oleh Facebook awalnya diharapkan dapat menyediakan akses internet bagi seluruh dunia, khususnya daerah rural. Namun sayangnya, drone ini gagal diuji coba karena mengalami sebuah kegagalan struktural.
Saat ini, drone Aquilla dilaporkan tengah menjalani proses investigasi oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (National Transportation Safety Board, NTSB).
Sementara itu, pihak Facebook sendiri memberikan sebuah keterangan perihal kegagalan struktural yang dimaksud. Menurut perusahaan yang telah mengakuisisi instagram ini menyatakan bahwa kegagalan struktural itu terjadi ketika drone dalam proses pendaratan. Sedangkan NTSB menyatakan bahwa laporan penyebab kegagalan ini baru bisa disajikan dalam satu atau dua bulan mendatang.
The Verge melaporkan, Facebook telah sukses menjalankan uji penerbangan drone Aquila. Dalam uji coba tanggal 28 Juni lalu, Mark Zuckerberg dan tim menyebutkan bahwa uji penerbangan itu memperoleh predikat wajar tanpa pengecualian.
Adapun kegagalan struktural yang dimaksud dicatat oleh salah seorang engineer Facebook di sebuah tulisan di blog. Disebutkan, "Kami masih menganalisis hasil tes lanjutan, termasuk kegagalan struktural yang kami alami sebelum pendaratan."
NTSB menyebut, tak seorang pun terluka akibat kegagalan struktural ini, beruntungnya, tidak ada kerusakan sedikitpun yang ditimbulkan.
"Namun drone ini mengalami kerusakan substansial," tutur seorang juru bicara. Adapun sebuah pesawat dianggap mengalami kerusakan substansial saat tak memenuhi layak terbang.
Facebook menolak berkomentar terkait proses investigasi yang berjalan. Sebelumnya, disebutkan bahwa uji coba penerbangan dirancang untuk menguji drone, yakni untuk mengetahui apakah saat diterbangkan drone akan mengalami kerusakan atau tidak. Akan tetapi, belum jelas apakah Facebook akan mengungkapkan hasil investigasi yang dilakukan NTSB terkait kerusakan struktural yang dimaksud.
Untuk diketahui, drone Aquila ini memiliki lebar sayap yang lebih besar dari Boeing 737. Drone bertenaga surya ini juga dilengkapi empat mesin sehingga mampu terbang dalam waktu lama. Kemudian dirancang juga dengan teknologi serat karbon agar dapat menggunakan energi seminimal mungkin meski terbang tinggi. Aquila bisa terbang hingga 3 bulan lamanya dan memiliki tingkat konsumsi daya yang rendah (hanya 5.000 watt) atau setara dengan daya tiga pengering rambut
Pada saat peluncuran, Founder Facebook, Mark Zuckerberg sempat mengungkapkan kecanggihan drone tersebut. Menurut dia, pembuatan drone ini didasari atas pengumpulan data tentang model dan struktur pesawat tak berawak itu.
Aquila diharapkan bisa mengelilingi wilayah yang memiliki diameter hingga 60 mil serta memancarkan konektivitas internet dari ketinggian di atas 60.000 kaki menggunakan laser komunikasi dan sistem gelombang milimeter.