Sosial media bisa menjadi tempat yang tepat untuk melakukan bullying atau penghinaan. Menyadari hal tersebut, beberapa pengembang aplikasi mulai menghadirkan fitur untuk mencegah bullying atau mempermalukan seseorang. Bahkan tidak sedikit kasus bunuh diri terindikasi dari ungguhan pengguna media sosial termasuk salah satunya dari Instagram.
Pasalnya, Instagram merupakan platform berbagi foto dan video. Alhasil pengguna Instagram lebih bebas mengekspresikan rasa kesedihan dan depresi lewat postingan yang diunggah. Untuk itu, dalam update Instagram terbaru, pihak Instagram menghadirkan fitur pencegah bunuh diri.
Dalam fitur baru pencegah bunuh diri milik Instagram, pengguna hanya perlu melaporkan postingan yang berbau tindakan bunuh diri. Nantinya, pihak Instagram akan segera menindaklanjuti akun yang diduga akan melakukan tindakan bunuh diri.
CEO Instragram, Marne Levine mengungkapkan bahwa Instagram memahami bahwa teman-teman dan keluarga ingin memberikan dukungan kepada mereka-pihak yang ingin bunuh diri, namun seringkali tidak mengetahui caranya.
Diharapkan kehadiran fitur terbaru Instagram ini dapat membuat pengguna yang hendak bunuh diri bisa sadar bahwa mereka tidak sendiri untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi.
Dalam update Instagram terbaru ini, Aplikasi buatan Facebook ini juga bekerjasama dengan beberapa psikolog dan pakar kesehatan mental untuk menangani pengguna yang bermasalah dengan hidupnya. Tujuan dari adanya pakar dalam fitur pencegah bunuh diri ini agar pengguna bisa berkonsultasi dan agar pengguna tidak memikirkan hal- hal yang berbau bunuh diri dan menjadikan Instagram sebagai alat yang positif untuk berbagi.
Penggunaan media sosial sendiri diduga dapat memicu depresi. Pasalnya media sosial tidak lagi digunakan untuk mencurahkan isi hati, justru medsos digunakan ke arah kompetisi untuk mendapatkan sebuah popularitas. Alhasil banyak konten yang dimuat bisa saja berupa foto atau video yang memperlihatkan kehingarbingaran pesta, gaya hidup, kuliner atau membahas isu sensitif. Disaat pengguna media sosial melihatnya, sentimen yang didapat bisa negatif. Hal ini disebabkan karena pengguna tidak dalam taraf yang sama dengan konten yang diposting.