Sebuah perusahaan keamanan, Check Point baru-baru ini menemukan malware baru yang menginfeksi dan menyerang ribuan pengguna Microsoft Office 365 di Australia. Penyebaran Malware terbaru ini berhasil diketahui memanfaatkan layanan yang disediakan Office 365 seperti Word, Excel, Powerpoint, outlock dan lain-lain.
Menurut analis Raymond Schippers, Malware bernama Zero-day ini dimanfaatkan penjahat cyber untuk menyerang para pengguna internet dengan meminta mereka membuka invoice yang dikirimkan via email. Email yang dikirimkan ke office 365 via Outlock ini hadir berupa serupa tampilan invoice dalam format dokumen office.
Saat diakses, pesan akan menampilkan bar yang menunjukan informasi dokumen diciptakan menggunakan software versi sebelumnya, alhasil pengguna Microsoft Office 365 harus melakukan klik pada sesuatu untuk dapat mengakses konten. Tentu dengan melakukan hal tersebut, malware akan mengumpulkan seluruh file sebelum meminta pengguna melakukan pembayaran untuk membuka kunci file dan perangkat.
Schippers menyebut, penjahat cyber akan meminta pengguna Office 365 untuk membayar sejumlah biaya hingga ratusan dollar Australia. Penjahat ini umumnya tidak memberikan pilihan kepada pengguna internet untuk dapat memperoleh data dan perangkat mereka kembali sebelum membayar.
Pengguna Microsoft Office 365 disarankan untuk menutup semua dokumen yang terbuka dan menghapus email jika telah membuka dokumen. Jika pesan sudah terlanjur diklik dan ransomware telah terpasang, pengguna internet diminta mengembalikan data yang telah disimpan di backup. Namun, langkah ini merupakan pilihan terakhir.
Selain itu Schippers juga meminta konsumen untuk melakukan backup dokumen pada komputer secara offline dan berkala. Konsumen juga perlu memasang berbagai software dan program perlindungan dan lebih waspada terhadap konten mencurigakan. Hingga saat ini belum ada laporan yang menyebutkan malware ini telah menyebar keluar Australia. Namun, sebaiknya kamu tetap waspada akan malware baru ini.