Menteri BUMN Erick Thohir & CEO Nvidia Jensen Huang
Dalam perhelatan Indonesia AI Day yang diselenggarakan pada Kamis, 24 November 2024, CEO Nvidia Jensen Huang menyampaikan pesan penting. Menurutnya Indonesia harus membangun kecerdasan buatan (AI) secara mandiri. Di hadapan Menteri BUMN Erick Thohir, Huang menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan potensi data dari 277 juta warga Indonesia untuk pengembangan AI nasional, alih-alih mengandalkan teknologi dari luar negeri.
Huang menekankan bahwa membangun AI sendiri bukanlah sekadar ambisi, tetapi sebuah kebutuhan esensial bagi Indonesia. “Penting bagi Indonesia untuk membangun AI sendiri. Bagaimana mungkin AI tidak membangun kecerdasannya sendiri?” ujar Huang. Ia juga menyoroti potensi besar Indonesia dalam mengembangkan AI melalui data lokal dan dukungan infrastruktur yang kuat, terutama dengan rencana pembangunan pusat data di berbagai wilayah.
Huang juga menambahkan bahwa AI berperan penting dalam berbagai sektor, termasuk olahraga. “AI bisa digunakan untuk menganalisa atlet agar terus meningkatkan permainan. AI juga bisa membantu dalam bangun strategi yang membuat permainan tim menjadi lebih baik,” katanya. Teknologi ini tidak hanya membantu mengoptimalkan performa atlet, tetapi juga memungkinkan penyiaran pertandingan dengan kualitas yang lebih baik dan memberikan ringkasan secara otomatis.
Peluncuran Sahabat-AI: Kolaborasi Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo
Salah satu sorotan dalam acara ini adalah peluncuran Sahabat-AI, model bahasa besar (LLM) open-source pertama dalam Bahasa Indonesia. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo, yang bertujuan untuk memperkuat kedaulatan digital Indonesia. Sahabat-AI dirancang agar sesuai dengan konteks lokal dan budaya Indonesia, serta mendukung kebutuhan literasi digital di masyarakat.
Vikram Sinha, Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menjelaskan, “Sahabat-AI bukan sekadar pencapaian teknologi, tapi juga wujud dari visi masa depan Indonesia. Dengan menciptakan model AI yang memahami konteks lokal, kami ingin memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan potensi dari teknologi.”
Model AI ini dapat diintegrasikan dengan layanan lokal, seperti asisten suara pintar Dira yang tersedia di aplikasi Gojek dan Gopay. Dengan Dira, pengguna bisa memberikan perintah dalam Bahasa Indonesia untuk mengakses berbagai layanan dengan mudah. Patrick Walujo, CEO GoTo, menegaskan bahwa Sahabat-AI akan membantu bisnis untuk berkomunikasi lebih efektif dengan pelanggan dan mendukung pemerintah dalam menciptakan inovasi yang berfokus pada kebutuhan masyarakat.
Catherine Hindra Sutjahyo, Presiden Layanan On Demand GoTo Group (Gojek), menekankan bahwa Sahabat-AI dirancang khusus untuk memahami bahasa dan budaya Indonesia, dengan fokus pada bahasa Indonesia dan beberapa bahasa daerah.
“Yang membedakan Sahabat-AI dengan LLM global lainnya adalah pengembangannya pada Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa dan Sunda, sehingga memiliki pemahaman mendalam tentang konteks lokal dan relevansi budaya,” ujar Catherine.
Kolaborasi Gotong Royong untuk Masa Depan AI Indonesia
Selain peluncuran Sahabat-AI, acara ini juga menjadi momen penting dalam memperkuat kolaborasi nasional. Sejumlah universitas, lembaga riset, dan grup media turut bergabung dalam ekosistem Sahabat-AI. Dukungan dari AI Singapore dan Tech Mahindra, serta perangkat lunak NVIDIA AI Enterprise, memastikan pengembangan teknologi AI yang aman dan relevan bagi masyarakat Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan AI nasional dengan menyiapkan pusat data dan energi yang memadai. “Indonesia sudah didukung energi yang cukup untuk mentenagai infrastruktur AI, dan pemerintah mulai mengkonsolidasi data di berbagai kementerian untuk mendukung pengembangan AI di Indonesia,” ujarnya.
Indonesia AI Day 2024 menjadi tonggak penting dalam perjalanan AI di Indonesia, dengan peluncuran Sahabat-AI sebagai upaya untuk membangun AI yang inklusif dan memberdayakan. Inisiatif ini tidak hanya membawa Indonesia lebih dekat ke Visi Indonesia Emas 2045, tetapi juga menunjukkan kemampuan bangsa ini dalam memimpin inovasi AI di tingkat global.