Dengan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI), permintaan akan tenaga ahli di bidang ini semakin tinggi. Ini menciptakan peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk mempersiapkan diri sebagai tenaga ahli digital yang terampil dalam AI, sehingga mereka memiliki daya tarik yang besar di pasar kerja.
Samsung telah konsisten dalam menyelenggarakan program pendidikan untuk mempersiapkan talenta digital abad ke-21. Salah satu program unggulannya adalah Samsung Innovation Campus (SIC), yang kini memasuki Batch 5 dengan kurikulum baru yang mengintegrasikan AI dan Internet of Things (IoT).
Integrasi AI dan IoT memungkinkan perangkat terhubung internet untuk menganalisis data, membuat keputusan, dan bertindak berdasarkan data tanpa campur tangan manusia. Kurikulum baru Batch 5 SIC merupakan langkah maju dalam mempersiapkan peserta dengan keterampilan yang relevan untuk kebutuhan industri saat ini.
Ennita Pramono, Kepala Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, menjelaskan bahwa kurikulum baru ini dirancang untuk merespons kebutuhan yang semakin meningkat akan tenaga ahli digital yang menguasai kedua teknologi tersebut. Kurikulum tersebut bertujuan untuk memberikan peserta keterampilan yang dibutuhkan untuk menciptakan produk berbasis AI dan IoT, serta meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.
Dalam program SIC sebelumnya, peserta diajarkan tentang IoT dan Coding & Programming. Namun, pada Batch 5, mereka akan belajar cara membuat prototype yang menggabungkan AI dan IoT di bawah bimbingan mentor bersertifikasi internasional. Samsung menyediakan semua peralatan yang diperlukan untuk membuat prototype, yang akan berbasis AI dan terhubung dengan IoT.
Program SIC telah berjalan di seluruh dunia sejak tahun 2019 dan hadir di Indonesia untuk memberikan pelatihan digital bagi generasi masa depan. Pada Batch 5, peserta telah memasuki fase persiapan untuk memulai pembelajaran pada 24 Februari 2024. Fase ini mencakup kegiatan perkenalan program, penjelasan materi pembelajaran, panduan pre-test, peraturan program, penggunaan Learning Management System (LMS), dan jadwal pembelajaran.
Setelah menyelesaikan tahap pertama, peserta akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk melanjutkan pembelajaran. Mereka akan didampingi oleh guru pendamping untuk peserta SMA atau setara, sementara mahasiswa akan dibimbing secara mandiri oleh dosen. Setiap peserta harus mengikuti pre-test sebelum memulai program untuk mengetahui tingkat pemahaman awal mereka. Kemudian, mereka akan mengikuti post-test setelah menyelesaikan setiap tahap pembelajaran untuk menilai peningkatan kemampuan mereka.
Fase onboarding akan dimulai pada 1 Maret 2024, di mana peserta akan menyerahkan pre-test mereka dan mendapatkan penjelasan persiapan untuk kelas pertama. Mereka juga akan diperkenalkan kepada para mentor dan memiliki kesempatan untuk menanyakan hal-hal terkait pembelajaran sebelum memulai kelas pada 2 Maret 2024.