IntelliBron Tawarkan Perlindungan Siber untuk Bisnis Kecil dan Menengah
ITSEC Asia resmi meluncurkan IntelliBroń dengan jargon "Your Smart Cybersecurity Companion", pada Rabu (29/05). Produk keamanan siber ini merupakan buah dari kerja sama antara ITSEC Asia dan Defend IT360 bersama dengan XL Axiata dan Hypernet Technologies sebagai mitra strategis.
IntelliBroń merupakan sebuah sistem keamanan siber yang terintegrasi dalam sebuah jaringan untuk menjadi solusi bagi tantangan cyber security saat ini, khususnya bagi bisnis skala kecil dan menengah (SMEs).
Pada umumnya, SMEs memiliki keterbatasan tenaga ahli keamanan siber dan juga kurangnya pemahaman organisasi terhadap keamanan siber dan risiko-risiko serangan dunia maya, sehingga membuat sulit untuk mengembangkan sistem keamanan siber di organisasi.
Selain itu, anggaran keamanan yang terbatas juga menjadi tantangan untuk melakukan investasi keamanan siber yang tepat pada skala anggaran. Ditambah lagi, kompleksitas layanan keamanan siber yang tersedia seringkali menjadikan keputusan pengembangan keamanan siber sulit terwujud.
Bahkan, kurangnya sumber daya ahli keamanan siber yang kompeten di Indonesia juga turut menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh SMEs dalam mempercayakan kebutuhannya pada penyedia layanan dan solusi keamanan siber yang tepat.
Dalam memilih solusi keamanan siber yang tepat, SMEs memiliki pilihan yang sangat terbatas, karena saat ini belum adanya solusi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan SMEs secara eksklusif, terutama penyedia jasa keamanan siber yang berbasis lokal.
Kehadiran IntelliBroń diharapkan dapat menjadi jawaban terhadap permasalahan tersebut, terutama untuk industri yang memanfaatkan teknologi digital dalam ekosistem bisnis mereka, terutama bagi market SMEs yang telah memiliki kesadaran akan pentingnya perlindungan aset digital.
IntelliBroń dilengkapi dengan berbagai fitur yang memadai untuk sebuah Threat Detection and Response System, serta diklaim sebagai solusi yang sangat cost efficient.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Edi Hut Lumban Gaol mengungkapkan bahwa ada lebih dari 400 juta anomali siber sepanjang tahun 2023 di Indonesia, yang diprediksi akan terus meningkat, sehingga dirinya melihat adanya urgensi untuk membentuk infrastruktur keamanan siber dalam berbagai lapisan sektor industri.
IntelliBroń merupakan sebuah perangkat sistem keamanan siber dan peringatan dini yang dapat mendekteksi anomali siber yang mencurigakan melalui monitoring system (dashboard) bernama Bellatrix, dan Network Threat Detector (hardware) yang dinamakan Rigel.
Dashboard sendiri adalah fitur dimana seorang analis keamanan siber melakukan monitoring dan analisa dari aktivitas mencurigakan yang berhasil terdeteksi, serta melakukan pencatatan atas respon yang dapat dilakukan.
Threat Detector adalah hardware yang dipasang di dalam jaringan milik pengguna IntelliBroń untuk membaca, menganalisa dan mendeteksi aktivitas yang lewat dalam jaringan, baik itu antar internal atau dengan pihak eksternal.
Secara sederhana, IntelliBroń bekerja dengan cara memantau seluruh aktivitas siber dan data traffic yang ada dalam perusahaan, dan mengirimkan notifikasi secara real-time apabila ditemukan adanya aktivitas siber yang mencurigakan. Notifikasi tersebut dapat membantu perusahaan dalam menentukan langkah mitigasi yang dapat dilakukan.
Dengan adanya teknologi AI di dalam IntelliBroń, anggota perusahaan yang tidak memiliki tim spesialisasi di bidang cyber security juga dapat mengetahui secara langsung terkait langkah mitigasi dari serangan siber.
Teknologi AI yang disematkan dalam IntelliBroń juga memilki sistem pembelajaran mandiri karena telah diprogram dengan informasi terkait aktivitas siber mencurigakan yang dapat diantisipasi.
Layaknya CCTV, IntelliBroń akan mendeteksi aktivitas/traffic siber dalam sistem perusahaan. Apabila muncul kejanggalan berdasarkan database yang ada, maka IntelliBroń akan segera mengirim notifikasi yang dapat membantu SMEs untuk menentukan langkah pencegahannya.
“Kehadiran IntelliBroń diharapkan dapat mendukung kinerja seluruh SMEs di Indonesia untuk dapat terus beroperasi dengan dukungan infrastruktur digital yang lebih aman dari ancaman siber,” tutup Joseph.