Kamera 360 derajat atau kamera virtual reality memang tergolong mahal, terlebih jika perangkat tersebut dipasarkan untuk menyasar kalangan profesional.
Di pasaran, saat ini ada banyak kamera virtual reality atau kamera 360 derajat yang bisa kamu temui. Namun, tiga perangkat di bawah ini diklaim mampu menghasilkan gambar yang mengesankan, memungkinkan pengguna dapat menghasilkan konten virtual reality berkualitas tinggi.
Nah, untuk menambah pengetahuan kamu, di bawah ini terdapat ulasan singkat mengenai Nokia Ozo, Lytro Immerge dan Vuze.
Nokia Ozo
Sekalipun Nokia baru mengumumkan niat kembalinya ke ranah smartphone, lebih dulu perusahaan asal Finlandia ini memperkenalkan kamera virtual reality ke hadapan publik. Kamera satu ini dinamakan Nokia Ozo.
Di dalam Nokia Ozo, terdapat delapan buah sensor yang bisa dipakai untuk menangkap gambar dari berbagai sudut. Lebih menarik lagi, delapan sensor tersebut masing-masing dilengkapi dengan mikrofon sehingga audio yang dihasilkan lebih mengesankan.
Fitur Nokia Ozo sangat menarik untuk kalangan profesional, seperti kemampuan untuk me-render video dalam resolusi rendah sebelum me-render-nya dalam resolusi tinggi, memungkinkan pembuat bisa memonitor hasil film secara real-time lewat headset virtual reality tanpa perlu menunggu lama.
Terdengar sangat menjanjikan, sangat sayang karena Ozo ditunjukkan untuk kalangan profesional, misalnya rumah produksi. Sejauh ini, perusahaan film Disney sudah menggunakan Nokia Ozo untuk memproduksi konten pelengkap film, seperti video wawancara pemain film dan ajang karpet merah dari film The Jungle Book.
Berbicara harga, Nokia Ozo dibandrol US$ 60.000 tiap unitnya atau setara dengan Rp 813 juta. Sekalipun mahal, namun harganya sangat sepadan untuk kinerjanya yang diakui oleh pembuat film kelas dunia!
Lytro Immerge
Selain Nokia Ozo, ada pula kamera virtual reality terbaik bernama Lytro Immerge. Lytro sendiri merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerah di bidang light field photography, pernah meluncurkan kamera dengan kemampuan tersebut pada tahun 2012 silam.
Padukan kemampuan yang sama, light field photography, Lytro kini ramaikan pasar virtual reality melalui perilisan kamera Immerge. Yang menarik, kamera Lytro Immerge memiliki cara kerja yang berbeda ketimbang kamera VR buatan merek lainnya, terlihat dari kemampuannya yang bisa merekam gambar 360 secara langsung tanpa mengandalkan cara stitching.
Lytro Immerge memiliki bentuk unik melalui rangkaian ring yang mengemas ratusan sensor gambar. Dengan begitu, kamera virtual reality ini bisa mengumpulkan data gambar yang sangat banyak, membuat Lytro ikut memberikan tambahan portable server untuk menyimpan video dengan durasa maksimal hingga 1 jam.
Dalam mengumpulkan data, Lytro Immerge menembak ke segala arah di berbagai lokasi dan berbagai sudut pandang. Dengan begitu, konten virtual reality yang dihadirkannya akan begitu sinematik, sekelas dengan sebuah game VR.
Begitu uniknya cara kerja kamera ini, Lytro pun akan menjualnya secara eksklusif ke pasaran. Untuk pengguna yang menginginkannya, kamu perlu melakukan registrasi di website Lytro. Selain itu, Lytro pun berencana akan menyewakan kamera ini dengan harga ribuan dolar per hari.
Vuze
Jika kedua kamera virtual reality diatas ditujukkan bagi kalangan profesional, terdapat opsi lain yang harganya cukup terjangkau untuk ukuran kamera 360, yaitu Vuze.
Vuze dibuat oleh perusahaan HumanEyes yang berbasis di Israel. Memiliki bentuk ringkas berdimensi 12 x 12 x 3 cm, setiap sisi kamera ini dilengkapi sepasang kamera dengan total delapan yang dapat merekam video beresolusi Full HD 1080 dan nantinya bisa diciptakan untuk video virtual reality berukuran 4K.
Bergaya minimalis sehingga bisa dioperasikan pengguna umum, bagian atas Vuze hanya dihiasi oleh dua buah tombol saja, yaitu tombol rekam dan tombol power. Tentu saja, kamu bisa mengoperasikan kamera ini seperti saat menggunakan kamera pocket.
Untuk melihat hasil perekamana, Vuze pun bisa dihubungkan dengan smartphone. Sementara dalam paket penjualan, kamera ini dilengkapi dengan tripod unik yang siap menemani pengguna yang ingin merekam video 360 saat traveling.
Tak kalah menarik, perusahaan pembuat juga ikut menyediakan software khusus. Aplikasi bernama Vuze Studio ini memungkinkan pengguna untuk mengubah hasil tangkapan video menjadi virtual reality 3D dan bisa ditonton melalui berbagai macam headset virtual reality.
Saat ini, kamu yang ingin melakukan pemesanan bisa membuka situs resminya. Soal harga, Vuze dibandrol US$ 799 atau setara dengan Rp 10 jutaan, dimana paket penjualannya sudah disertai dengan tripod, software dan headset virtual reality yang bisa dihubungkan dengan smartphone.
Melihat ulasan diatas, tentu saja merek Vuze menjadi kamera 360 derajat yang familiar digunakan oleh pengguna umum, tidak memerlukan pengetahuan lebih mendalam karena pengaturannya sangat praktis menyerupai kamera pocket.
Selain tiga kamera virtual reality diatas, ada banyak lagi produk lain yang tersedia di pasaran. Dengan memiliki kamera yang sesuai dengan kebutuhan dan budget, tentu saja kamu bisa membuat konten virtual reality sendiri dengan mudah.
Baca juga artikel:
Samsung Akan Buat Headset Virtual Reallity Standalone
Acer Predator 17 X, Jagoan Baru Ramaikan Era Virtual Reality
Lenovo Virtual Reality Challenge Tantang Developer Lokal Buat Game Berbasis VR