Dipublish pada Senin, 10 Feb 2025 | 15:15

1,6 Juta Pemain Game Roblox Menjadi Target Serangan Siber Berupa Malware

stringFoto: Kaspersky

Menjelang Hari Internet Aman (Safer Internet Day) pada 11 Februari 2025, para ahli Kaspersky menyoroti meningkatnya risiko yang dihadapi anak-anak saat daring, dengan menganalisis ancaman yang terkait salah satu platform gim populer Roblox.

Popularitas gim menjadi salah alasan utama para penjahat siber mengincar pemain Roblox. Bahkan data Kaspersky di tahun 2024 menunjukkan bahwa sistem keamanan mereka telah menditeksi adanya 1,6 juta percobaan serangan siber yang disamarkan sebagai berkas (file) terkait Roblox.

Roblox memiliki jutaan pengguna aktif yang bermain setiap bulan, platform ini menjadi bukan sekedar gim saja, namun tampat anak-anak dari seluruh dunia untuk saling terhubung menjelajahi dunia digital yang imersif. Konten buatan pengguna Roblox menjadikannya lingkungan yang ideal untuk kreativitas, tetapi juga untuk eksploitasi. 

Hal tersebut membuat sebagian besar pemain Roblox mencoba berbagai cara untuk menyesuaikan pengalaman bermain gim, sehingga sering kali tanpa sadar mengunduh file berbahaya yang berisi berbagai virus, salah satunya adalah malware. File ini biasanya disamarkan sebagai mod, cheat, atau generator mata uang gratis dalam gim.

Berdasarkan data Kaspersky, dari total 1.612.921 serangan yang terjadi di tahun 2024, serangan terbanyak terjadi di bulan Agustus (179.286), diikuti oleh September (160.116) dan Oktober (151.638).

Salah satu penipuan paling umum dalam gim adalah tawaran untuk menerima mata uang dalam permainan secara gratis. Dalam salah satu skema yang telah terungkap, pengguna diminta untuk memasukkan ID permainan atau nama pengguna, lalu memilih platform pilihan (Android, iOS, Windows, PlayStation, Xbox, atau Nintendo) untuk menciptakan ilusi alat multi-platform resmi. 

Setelah pemain melanjutkan, mereka diminta untuk menyelesaikan berbagai jenis "verifikasi" atau survei untuk memenangkan hadiah seperti iPhone, PlayStation, dll. Namun, untuk menerima hadiah tersebut, korban diminta untuk membayarkan sejumlah uang pengiriman. Setelah menyelesaikan pembayaran, korban akan kehilangan uang dan tidak menerima hadiah apapun.

Vasily Kolesnikov, seorang pakar keamanan di Kaspersky mengatakan bahwa penjahat siber secara khusus mengincar para gamer muda, dan akan terus mengembangkan taktik mereka, sehingga pengawasan orangtua menjadi penting dalam melindungi anak-anak yang aktif menjelajahi dunia digital.

“Dengan menggunakan solusi keamanan tepercaya dan mengajarkan hal-hal penting seperti mengaktifkan autentikasi dua faktor, kita dapat menciptakan lingkungan daring yang lebih aman untuk anak,” tutup Kolesnikov.

Share :
Restu Aji Siswanto

Restu Aji Siswanto

Content Writer

1144 Posts

Gemar mengikuti perkembangan teknologi gawai, baik yang rilis di Indonesia maupun yang tidak masuk pasar lokal. Ketertarikan tersebut menjadi motivasi untuk terus memberikan informasi, rekomendasi, dan tips berbelanja melalui beragam artikel dan ulasan produk.

ARTIKEL TERKAIT