Fenomena pengembangan mobil listrik oleh sederet perusahaan teknologi menjadi hal baru belakangan ini. Namun pengembangan itu diprediksi menjadi fenomena lumrah dalam beberapa tahun ke depan.
Kabar terbaru datang dari Xiaomi yang rencannya akan melakukan investasi ratusan triliun selama 10 tahun mendatang untuk memproduksi mobil listrik mereka sendiri.
Pendiri sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun menyebutkan niatnya untuk memimpin divisi baru dan mengarahkan perjalanan bisnisnya ke area yang sama sekali belum pernah disentuhnya.
Dilansir dari beberapa laman berita internasional, produsen ponsel pintar ini dikabarkan akan melakukan investasi awal senilai 10 miliar yuan atau US$1,5 miliar, kurang lebih Rp218 T jika dirupiahkan hingga kurun waktu 2023 mendatang untuk memproduksi mobil listrik yang nantinya, nilai investasi tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya.
Melawan Apple dan Huawei
Dengan niatnya untuk membangun projek mobil listrik mendatang, perusahaan asal Tiongkok ini menambah riuh pasar mobil listrik global saat ini.
Sebelumnya sudah ada rival terdekat mereka sesama produsen smartphone yakni Apple Inc. dan Huawei Technologies Co yang lebih dahulu memiliki rencana membangun mobil listrik dan mobil pintar.
Xiaomi kemungkinan bakal menghabiskan biaya 100 miliar yuan dalam 3 tahun untuk mendirikan pabrik mobil listrik.
Perusahaan ponsel pintar asal Tiongkok ini juga menjadi perusahaan paling baru yang masuk ke dalam industri mobil listrik secara penuh.
Sebagai infromasi, beberapa nama besar sudah terlebih dahulu bermain di sektor ini seperti Tesla Inc, Nio Inc, hingga Xpeng Inc yang sampau saat ini masih berjuang memperebutkan penjualan secara global.
Bergabung dengan Great Wall Motor
Xiaomi juga dikabarkan berencana membuat mobil listrik menggunakan fasilitas produksi Great Wall Motor. Model pertama proyek ini dikatakan bakal muncul pada 2023.
Merujuk dari laporan situs Reuters, dan kabarnya hanya ada tiga orang yang mengetahui rencana itu.
Xiaomi juga menargetkan produksi massal mobil listrik yang akan meningkatkan posisinya sebagai produsen produk teknologi nantinya.
Sementara untuk Great Wall yang belum pernah menawarkan layanan manufaktur ke perusahaan lain, dikabarkan akan menyediakan konsultasi teknik untuk mempercepat rencana ini.
Kedua perusahaan berencana untuk mengumumkan kerjasama pengembangan mobil listrik secepatnya, dan diprediksi akan diumumkan dalam beberapa minggu kedepan meski belum ada konfirmasi terhadap berita ini sepenuhnya.
Proyek mobil listrik Xiaomi ini diharapkan dapat membantu memperluas pendapatan yang selama ini didominasi dari bisnis ponsel dengan margin tipis.
Mobil listrik dianggap akan berpotensi memberi Xiaomi sumber pendapatan lebih kokoh sepanjang tahun. Kabar lain dari Tiongkok terkait mobil listrik dan mobil pintar pun hadir dari Baidu.
Baidu juga mengumumkan rencana pembuatan mobil listrik dengan berafiliasi bersama perusahaan otomotif Geely.
Diluar itu, tidak seperti beberapa perusahaan pesaingnya, Xiaomi yang juga dikenal sebagai produsen sejumlah produk pintar di luar ponsel seperti TV pintar, penanak nasi, pembersih udara hingga skuter menyatakan akan banyak perbedaan mobil listrik yang dia miliki dengan milik produsen lain.
Mobil listrik Xiaomi dikatakan bisa terhubung dengan berbagai perangkat lain dari perusahaan dalam ekosistem Xiaomi. Hal ini dinilai cukup menarik, terlebih ekosistem Xiaomi saat ini dikenal sangat besar dengan beberapa produk yang bisa terintegrasi dengan baik.
Hal ini nantinya juga bisa memberikan keuntungan lebih untuk orang-orang yang sudah punya produk Xiaomi.