Model | Harga Termurah |
---|---|
Xiaomi Haylou LS05 | Rp 324.000 |
Garmin D2 Charlie | Rp 18.799.000 |
VYATTA FitMe Phantom | Rp 750.000 |
Garmin Fenix 5X | Rp 8.999.000 |
Zeblaze THOR 4 PRO | Rp 1.650.000 |
Huawei Watch GT 2e | Rp 1.493.000 |
Advan Start GO S1 | Rp 349.500 |
Xiaomi Amazfit BIP | Rp 519.000 |
Mito Gear 10 | Rp 299.900 |
Xiaomi Redmi Watch 3 Active | Rp 499.000 |
Huawei Watch Fit | Rp 919.000 |
Sony SmartWatch 3 SWR50 | Rp 4.025.000 |
Garmin Approach S62 | Rp 8.300.000 |
Xiaomi Amazfit GTS 2 | Rp 929.000 |
Apple Watch 38mm | Rp 4.400.000 |
Xiaomi Mi Watch Lite | Rp 764.150 |
Samsung Galaxy Watch 42mm | Rp 3.450.000 |
OASE H12W | Rp 510.000 |
Xiaomi Amazfit GTS | Rp 799.000 |
SoundPEATS Watch1 | Rp 430.000 |
Maraknya dunia teknologi belakangan ini memang banyak memaksa para user untuk selalu mengikuti perkembangan jaman, dengan kehadiran perangkat-perangkat yang kini semakin pintar. Namun tahukan user bahwa dari perangkat-perangkat pintar inilah sejatinya berbagai kemudahan juga kita rasakan, baik dalam komunikasi maupun pencarian data. Lalu bagaimana tanggapan user sendiri saat smartwatch mulai banyak nongol dan menghiasi tangan teman-teman user?
Smartwatch yang mungkin baru 2-3 tahun ini user dengar, namun tahukah user sejatinya perangkat ini dirilis pertama kali di tahun 1982 oleh Seiko dengan nama Pulsar. Jelas tak mungkin dibekali dengan OS didalamnya, kala itu Seiko Pulsar ini hanya berfungsi sebagai memory-bank yang sistem pemrogamannya masih menggunakan karakter Dot Matrix. Sampai akhirnya Steve Mann untuk pertama kalinya, akhirnya Linux Wristwatch pun muncul di tahun 1998. Hingga tak lama Samsung pun merilis PhoneWatch, hingga akhirnya Microsoft-lah yang justru mempopulerkan nama Smartwatch melalui kehadiran SPOT (Smart Personal Object Technology). Lantas bagaimana dengan perkembangan sekarang? Bisa kita lihat berbagai variasi OS pun bermuncul dengan menawarkan kinerja yang beragam, sehingga pilihan harga Smartwatch pun tak dipungkiri semakin banyak.
Lantas bagaimana memilih Smartwatch yang baik dari begitu banyak pilihan? Pertama - kompatibilitas dengan smartphone. Apalagi jika yang user butuhkan adalah sebuah wearable, maka ada baiknya user memilih smartwatch yang satu brand dengan smartphone user. Namun bukan berarti brand lain tak diperbolehkan, tapi user harus memperhatikan detail spesifikasi kompatibilitasnya, contohnya Pebble dan IOS. Lantas bagaimana dengan brand Onyx yang rata-rata masuk kategori smartwatch murah? Onyx rata-rata memiliki kemampuan real-smartwatch, karena telah memiliki fasilitas telefoni plus penyimpanan memori. Tapi dari semuanya itu, brand ini cukup lemah saat dikoneksikan dengan smartphone kamu. Kedua – kebutuhan, hal ini biasanya berkaitan dengan fungsinya sebagai wearable atau memang smartwatch sejati telah siap untuk berdiri? Jika memang segmentasi harga smartwatch Onyx sebagai smartwatch murah belum menjanjikan, maka Samsung Gear bisa menjadi alternative dari apa yang ditawarkan Onyx tersebut. Lalu bagaimana dengan yang lain? Jujur saja - selain Samsung Gear, yang lainnya hanya berfungsi sebagai wearable
Faktor ketiga yang perlu user perhatikan tak lain dan tak bukan adalah budget, karena rata-rata harga smartwatch dengan nama besar memang nominalnya diatas 2 jutaan. Tapi jika dari nominal tinggi tersebut, user bakal mendapatkan kualitas yang lebih bisa dipertanggungjawabkan maka harga smartwatch yang tinggi bukan masalah. Apalagi smartwatch merupakan perangkat yang berkaitan erat dengan koneksi wireless, tentunya kualitas wirelessnya harus snagat diperhatikan dong. Lantas adakah faktor terakhir yang perlu dipertimbangkan mengingat fungsinya sebagai penunjuk waktu itu sendiri? Tampaknya kenyamanan juga tak bisa dipungkiri adalah salah satu alasan, terutama untuk user yang terbiasa alergi dengan material tertentu.