Persaingan sistem operasi (OS) antara Apple dengan iOS dan Google melalui Android-nya seolah tidak ada habisnya. Berbagai macam klaim menjadi yang paling terbaik telah diucapkan. Meski demikian, hingga kuartal kedua 2016 Android masih memiliki pangsa pasar terbesar dengan penguasaan 87.6%, dimana iOS hanya mampu meraih pangsa sebesar 11.7%.
Yang terbaru, sebuah survei telah menunjukkan bahwa sistem operasi Google kembali unggul atas Apple. Dalam laporan Blancco Technology Group yang berjudul “State of Mobile Device Performance and Health”, iPhone dan iPad memiliki resiko kegagalan yang paling tinggi dibanding perangkat berbasis Android. Tercatat angka kegagalan hingga 62 persen di seluruh dunia. Sebagai perbandingannya, tingkat kegagalan perangkat Android berada di kisaran 47 persen.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa dari semua perangkat iOS, smartphone iPhone 6 yang paling mengalami tingkat kegagalan tertinggi dengan angka 13 persen. Kemudian diikuti perangkat iPhone 6s dengan tingkat kegagalan sebesar 9 persen dan iPhone 5s dengan 9 persen.
Jenis-jenis masalah pada pengguna iOS yaitu kegagalan yang melibatkan panas yang berlebih dari perangkat dengan angka mencapai 17 persen. Kemudian diikuti oleh aplikasi yang crash di kisaran 15 persen dan masalah headphone dengan angka 11 persen. Menariknya, jika melihat kegagalan perangkat iOS di Amerika Utara secara eksklusif, aplikasi yang crash menyumbang 72 persen dari kegagalan perangkat dengan isu-isu terkait Wi-Fi.
Bagaimana dengan Android? Pada dasarnya sebagian besar perangkat Android memiliki kemampuan yang lebih baik. Dari sisi vendor, smartphone Samsung mengalami tingkat kegagalan tertinggi dengan tingkat kegagalan sebesar 11 persen, yang diikuti oleh Xiaomi (4 persen), Lenovo (3 persen), dan Sony (3 persen).
Tidak hanya dari soal perangkat saja, dalam laporan tersebut juga menunjukkan bahwa iOS lebih sering mengalamai kegagalan aplikasi hingga tiga kali lebih sering dibandingkan dengan Android. Aplikasi tersebut mengalami ‘crash’ hingga 65 persen pada iPhone dan iPad, atau lebih buruk secara signifikan dibanding masalah crash di Android yang hanya berada di angka 25 persen.
Sementara dari sisi perangkat Android, smartphone Leeco Le 2 berada di daftar teratas perangkat dengan tingkat kegagalan tertinggi dengan angka 13 persen. Yang diikuti oleh Xiaomi Redmi 3S dan Redmi Note 3 dengan masing-masing mencatat angka 9 persen. Lalu di posisi empat ada Samsung Galaxy S7 Edge dengan angka kegagalan 5 persen.
Sekarang beraih ke aplikasi, dimana pengguna iOS paling sering mengalami masalah ketika menggunakan Instagram dengan angka sebesar 14 persen, Snapchat (12 persen), dan Facebook (9 persen). Ketiga aplikasi tersebut yang paling sering mengalami masalah pada perangkat iOS. Tidak hanya itu saja, aplikasi-aplikasi lain yang suka sering mengalami masalah di iOS yaitu Pokemon Go, Facebook Messenger dan Google.
Sedangkan di Android, aplikasi yang paling sering membuat pengguna frustrasi diantaranya IMS Service dengan angka 32 persen, Address Book (12 percent), dan Google Play Services (10 percent).
Pengguna Android Paling Sering Uninstall Aplikasi
Sementara itu, berdasarkan laporan baru dari AppsFlyer yang melacak perilaku uninstall dari pengguna Android dan iOS, telah menemukan bahwa pemilik Android dua kali lebih mungkin untuk meng-uninstall aplikasi dibanding pengguna iPhone. Dimana tiga dari setiap sepuluh aplikasi ini nantinya akan dihapus.
Di perangkat Android, aplikasi game mobile yang memiliki kemungkinan besar untuk dihapus dengan angka mencapai 43 persen. Angka ini cukup berbeda signifikan dengan pengguna iPhone yang hanya 13 persen akan menghapus aplikasi sejenis. Lalu saat fokus ke aplikasi belanja, 21 persen pemilik Android akan melakukan proses uninstall, sementara pemilik iOS hanya 9 persen. Secara umum, di semua jenis aplikasi tingkat uninstall pada pengguna Android mencapai 200 persen lebih tinggi dibandingkan iOS.
Menurut AppsFlyer, salah satu alasan lebih banyak pengguna Android yang melakukan proses uninstall terutama karena ketersediaan ruang penyimpanan. Berbeda halnya dengan iPhone dan iPad yang biasanya memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih tinggi dari perangkat Android. Pemasangan insentif iklan juga menjadi pengaruh, karena hal ini jauh lebih umum ditemukan pada Android.
Dari semua negara yang diteliti dalam laporan tersebut, pemilik perangkat mobile di Amerika Serikat yang paling mungkin untuk menghapus jenis aplikasi di kedua platform mobile. Hal ini disebabkan karena aplikasi-palikasi tersebut sudah tidak mereka gunakan lagi.
Sekali lagi, AppsFlyer menunjukkan alasan aplikasi lebih non-organik yang dihapus dalam mengembangkan pasar mobile karena kurangnya penyimpanan yang tersedia. Laporan ini telah melacak lebih dari 500 aplikasi di 20 juta perangkat di seluruh dunia selama periode antara September dan Oktober 2016. Trafik proses uninstall dihitung dengan membagi jumlah total penghapusan pemasangan dengan jumlah total pemasangan aplikasi.