Dipublish Pada Jumat, 9 Agu 2024 | 17:37

ASUS ExpertBook B1, Melihat Proses Perakitan Laptop TKDN 40% di Batam

ASUS, brand PC asal Taiwan, berhasil mencapai nilai TKDN dan BMP lebih dari 40% pada salah satu produk unggulannya, yaitu laptop ASUS ExpertBook B1.

Ini merupakan pencapaian yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh ASUS, dan menjadi langkah besar yang memungkinkan ASUS untuk mengikuti lelang pengadaan barang di pemerintahan.

Yulianto Hasan, Director of Commercial Products ASUS Indonesia menyatakan secara bertahap pihaknya akan terus meningkatkan nilai TKDN ke depannya hingga 65 persen.

“ASUS ExpertBook dengan nilai TKDN dan BMP di atas 40% ini dilengkapi fitur canggih yang disesuaikan untuk kebutuhan bisnis modern, seperti ketahanan baterai yang lama, performa yang tinggi, keamanan data terenkripsi, serta desain yang elegan namun kuat. Model terbaru ini juga menyediakan garansi dan layanan purna jual yang memastikan kepuasan pelanggan,” ujar Yulianto.

Proses Perakitan Laptop ASUS di Batam

Pada tanggal 7 Agustus 2024 lalu, tim Pricebook mendapatkan kesempatan langka untuk mengunjungi pabrik PT Sat Nusapersada Tbk yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.

Pabrik ini merupakan salah satu fasilitas perakitan terbesar di Indonesia, di mana laptop dan smartphone ASUS dirakit dengan ketelitian tinggi. Kunjungan ini menjadi momen penting untuk menyaksikan langsung proses perakitan laptop ASUS, termasuk pencapaian terbaru mereka dalam hal Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan Beban Manfaat Produksi (BMP).

Di dalam pabrik PT Sat Nusapersada, tim Pricebook menyaksikan langsung dua tahap utama dalam perakitan laptop ASUS ExpertBook B1 BG1408CVA, yaitu Complete Knock-Down (CKD) dan Semi Knock-Down (SKD).

CKD adalah proses perakitan yang dimulai dari komponen-komponen terkecil. Dalam konteks perakitan laptop, ini berarti semua bagian laptop, seperti mainboard, RAM, modul WiFi, dan komponen kecil lainnya, dirakit dari awal di pabrik.

Proses CKD membutuhkan lebih banyak waktu dan ketelitian karena semua komponen harus dipasang dengan presisi, termasuk proses soldering untuk menghubungkan komponen-komponen kecil tersebut.

Selanjutnya, SKD adalah proses perakitan yang lebih sederhana dibandingkan CKD. Pada SKD, komponen-komponen besar seperti layar, baterai, kamera, dan cover dirakit atau dipasang bersama. Proses ini biasanya lebih cepat karena komponen-komponen utama sudah tersedia dalam bentuk yang lebih besar atau sudah setengah jadi, dan hanya perlu dirakit menjadi produk akhir.

Setelah perakitan selesai, laptop ASUS tidak langsung dikemas. Sebaliknya, mereka melewati serangkaian pengujian yang mencakup pemeriksaan LCD, keyboard, port charging, USB-C, dan HDMI.

Software dan driver juga diuji selama satu jam hingga 5 hari untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Uji ketahanan di laboratorium khusus memastikan laptop ASUS siap menghadapi segala tantangan, mulai dari jatuh, air, hingga suhu ekstrem.

Proses terakhir adalah pengemasan, di mana laptop ASUS yang sudah lulus uji dikemas bersama aksesoris seperti charger dan tas. Dari keseluruhan produk yang sudah dikemas, 10 persen nya akan di cek kembali untuk memastikan tidak ada komponen yang tertinggal atau mengalami cacat.

Di sesi terpisah,  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang diwakili oleh Priyadi Adi Nugroho, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, mengapresiasi langkah ASUS dalam meningkatkan nilai TKDN dan BMP di sektor laptop.

Menurutnya, laptop masih menjadi salah satu komoditas elektronik yang didominasi oleh produk impor dan menjadi penyumbang angka defisit neraca perdagangan di industri elektronika. Dengan kebutuhan laptop di Indonesia yang mencapai 4 juta unit per tahun, Priyadi berharap semakin banyak produk yang diproduksi di dalam negeri untuk memenuhi permintaan tersebut.

Priyadi juga menambahkan bahwa berdasarkan data Kemenperin, industri laptop dalam negeri sudah mampu memproduksi laptop berbagai tipe dengan total kapasitas produksi 11,4 juta unit per tahun.

Dengan pencapaian nilai TKDN pada tahun 2024 yang mencapai antara 24,85% hingga 30,75%, Kemenperin berharap angka ini terus meningkat seiring dengan kemampuan industri dalam melakukan pendalaman struktur industri.

Content Writter

1603 Posts

Gemar mengikuti perkembangan teknologi gawai, baik yang rilis di Indonesia maupun yang tidak masuk pasar lokal. Ketertarikan pada teknologi dan gawai menjadi motivasi untuk terus memberikan informasi, rekomendasi, dan tips berbelanja seakurat mungkin, melalui artikel dan ulasan produk.