Awal tahun ini, TikTok mengatakan sedang mengembangkan sistem baru yang akan membatasi jenis konten dewasa tertentu untuk dilihat oleh pengguna remaja. Hari ini, perusahaan memperkenalkan versi pertama dari sistem ini, yang disebut "Content Levels". Fitur ini dirancang untuk memberi pengguna lebih banyak kontrol atas pengalaman TikTok mereka sambil membuat aplikasi lebih aman, terutama untuk pengguna yang lebih muda.
Ini adalah area di mana TikTok saat ini menghadapi peningkatan pengawasan, tidak hanya dari regulasi setiap negara yang ingin memperketat cengkeraman mereka pada platform media sosial secara umum, tetapi juga merupaka niat baik TikTok untuk mereka yang mencari keadilan atas kerugian yang terjadi pada bebasnya media sosial.
Misalnya, sekelompok orang tua baru-baru ini menggugat TikTok setelah anak-anak mereka meninggal setelah mencoba tantangan berbahaya yang diduga mereka lihat di TikTok. Hal ini tentunya menjadi sorotan utama, bahkan tak hanya platform TikTok, beberapa platform jejaring video online dan video streaming pun mulai banyak menerapkan filter yang bertujuan untuk mempartisi bahkan membatasi konten yang berkategori dewasa.
Lebih lanjut, sistem Content Levels ini dihadirkan sebagai menyediakan sarana untuk mengklasifikasikan konten pada aplikasi, mirip dengan bagaimana film, acara TV, dan video game juga menampilkan peringkat usia.
Meskipun pada dasarnya konten dewasa memang sangat dilarang di platform TikTok, namun pihak perusahaan mengatakan beberapa konten di aplikasinya mungkin berisi "tema dewasa atau kompleks yang mungkin mencerminkan pengalaman pribadi atau peristiwa dunia nyata yang ditujukan untuk audiens yang lebih tua." Sistem Content Levels akan berfungsi untuk mengklasifikasikan konten ini dan menetapkan skor kedewasaan dari konten-konten tersebut.
Skor kedewasaan akan ditetapkan oleh moderator Trust and Safety untuk video yang semakin populer atau yang telah dilaporkan di aplikasi. Sebelumnya, TikTok mengatakan pembuat konten mungkin diminta untuk menandai konten mereka juga, tetapi belum merinci aspek ini.
Filter lain yang juga turut dihadirkan adalah For You and Following konten feeds. Fitur ini akan memungkinkan pengguna secara manual memblokir video dengan kata-kata atau tagar tertentu dari feed mereka. Selain untuk memfilter konten tertentu yang berbau spam atau tidak mengenakan, fitur ini juga dapat digunakan untuk menghentikan algoritme tampilan topik yang tidak Anda pedulikan atau bosan melihatnya.
Sejauh ini, TikTok belum mampu meredam konten bermasalah dalam beberapa kasus seperti video anak-anak yang menghancurkan kamar mandi sekolah umum, saling menembak dengan airshoft gun atau beberapa video tantangan berbahaya serta aksi viral lain yang terkesan seronok dan membahayakan . Itu juga memungkinkan konten kebencian yang melibatkan misogini, supremasi kulit putih, atau pernyataan transfobia kadang-kadang jatuh melalui celah, bersama dengan informasi yang salah .