Dipublish pada Selasa, 2 Jan 2018 | 16:58

Seberapa Besar Pangsa Pasar Kartu Kredit di Indonesia? Ini Penjelasannya

Kemajuan teknologi dan kondisi perekonomian yang semakin membaik telah menjadikan kartu kredit sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan. Berbagai penawaran menarik dan kemudahan yang diberikan menjadi salah satu faktor mengapa kartu kredit semakin marak digunakan saat ini.

Anda tidak perlu lagi membawa banyak lembaran uang sehingga dompet Anda terlihat tebal hanya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Anda hanya perlu membawa sebuah kartu kecil yang dapat Anda sisipkan di dompet atau saku baju dan menggeseknya di berbagai lokasi perbelanjaan yang berlogo Visa, Mastercard, JCB, atau Amex.

Saat ini, hampir seluruh pusat perbelanjaan hingga minimarket telah menyediakan fasilitas untuk bertransaksi dengan kartu kredit. Hal inilah yang menyebabkan kartu kredit secara perlahan mulai menggantikan fungsi uang kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran utama dalam setiap transaksi.

Semakin meningkatnya jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia telah memicu semakin maraknya bank dan lembaga keuangan yang menyediakan berbagai layanan kartu kredit. Hal ini dapat terlihat dari semakin meningkatnya jumlah nasabah dan jumlah transaksi, bertambahnya jenis kartu kredit yang diterbitkan, serta pesatnya jumlah kartu kredit yang beredar.

Berdasarkan data dari Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia hingga tahun 2015 sebanyak 16,86 juta kartu dengan nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp280,54 triliun. Jumlah ini meningkat pesat jika dibandingkan tahun 2010, yaitu 14,15 juta kartu kredit yang beredar dengan nilai transaksi Rp 157,48 triliun.

Data tersebut tentunya membuktikan bahwa kartu kredit telah menjadi salah satu alat pembayaran yang paling efektif dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Lalu, hal-hal apa saja yang mempengaruhi besarnya pangsa pasar kartu kredit di Indonesia? Marilah kita telusuri faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pangsa pasar kartu kredit di Indonesia kian besar.

1. Populasi Penduduk Indonesia

kartu kredit
tempat belanja di Indonesia via 99.co

Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Faktor ini menunjukkan bahwa pasar kartu kredit di Indonesia sangat besar dan potensial. Beberapa bank dan lembaga keuangan beserta afiliasinya cenderung memanfaatkan faktor ini sebagai salah satu cara untuk mempromosikan produk kartu kredit yang mereka terbitkan kepada masyarakat.

Coba Anda bayangkan, jika jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta orang dan bank bisa menjangkau 10% saja dari pasar maka terdapat sekitar 25 juta orang yang mungkin ingin memiliki atau menggunakan kartu kredit. Belum lagi jika seseorang bisa saja memegang lebih dari satu jenis kartu kredit. Hal ini tentu saja menjadi sebuah lahan bisnis yang sangat menguntungkan.

Melihat pangsa pasar yang besar, persaingan antar bank akan terus berlangsung melalui pengembangan produk dan berbagai penawaran menarik. Inilah yang menyebabkan tingkat pertumbuhan pengguna kartu kredit di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.

2. Perkembangan Teknologi yang Semakin Canggih

kartu kredit
belanja online, salah satu bukti kemajuan teknologi via table4five.net

Perkembangan teknologi dan komunikasi menjadi salah satu faktor utama mengapa pasar kartu kredit di Indonesia tumbuh pesat setiap tahunnya. Era digitalisasi telah memungkinkan Anda untuk melakukan transaksi di manapun dan kapanpun seiring maraknya perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia.

Berbagai kemudahan dan penawaran menarik menyebabkan masyarakat Indonesia semakin mengandalkan kartu kredit sebagai alat pembayaran utama dalam transaksi sehari-hari.

3. Kondisi Perekonomian Negara

kartu kredit
ekonomi Indonesia semakin baik via varia.id

Peningkatan pasar kartu kredit di Indonesia tentu saja tidak terlepas dari kondisi perekonomian negara yang semakin baik dan stabil. Kebijakan ekonomi pemerintah dan berbagai fasilitas yang disediakan telah mendorong munculnya banyak pengusaha-pengusaha baru di Indonesia. Para pengusaha dan pelaku bisnis inilah yang menjadi salah satu aktor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di tengah maraknya berbagai usaha dan bisnis baru, kartu kredit datang sebagai jawaban melalui kemudahan, kecepatan, dan kepraktisan yang ditawarkan dalam setiap transaksi. Melalui kartu kredit, setiap transaksi bersifat lintas batas dan dapat dilakukan dengan cepat. Hal inilah yang menjadi pertimbangan para pelaku usaha untuk menggunakan kartu kredit dalam menjalankan bisnis mereka.

4. Pertumbuhan Penyedia Layanan Kartu Kredit

layanan kartu kredit
layanan kartu kredit via coindesk.com

Seiring dengan semakin meningkatnya minat masyarakat menggunakan kartu kredit maka semakin ketat pula persaingan antara bank dan lembaga finansial sebagai penerbit kartu kredit. Bank asing yang akhir-akhir ini banyak bermunculan juga semakin meramaikan persaingan bisnis kartu kredit di Indonesia.

Mereka terus berlomba-lomba dalam memperebutkan pangsa pasar kartu kredit di Indonesia yang memang sangat besar melalui beragam produk kartu kredit beserta kelebihannya masing-masing. Berdasarkan data Bank Indonesia, hingga Maret 2016, terdaftar 23 bank penerbit kartu kredit yang meliputi 21 bank umum, 1 bank syariah, dan 1 perusahaan nonbank.

Seluruh bank dan lembaga finansial ini menjalin kerja sama dengan jaringan (prinsipiel) kartu kredit internasional, yaitu Visa, Mastercard, Amex, JCB, dan CUP (Union Pay Indonesia). Persaingan ini memicu setiap bank atau lembaga finansial di Indonesia untuk menerapkan sejumlah strategi pemasaran guna memperluas pangsa pasarnya, mulai dari beragam fasilitas, layanan berteknologi tinggi, hingga produk kartu kredit baru yang inovatif.

Tidak hanya itu, beberapa bank juga menerapkan strategi yang tidak kalah penting untuk menarik konsumen, yaitu tingkat suku bunga rendah dan tentu saja, kemudahan persyaratan dalam pengajuan pembuatan kartu kredit. Mungkin muncul pertanyaan di benak Anda, mengapa bank-bank begitu gencar terjun ke dunia bisnis kartu kredit dan melakukan beragam cara untuk memasarkan produknya tersebut?

Selain tuntutan teknologi dan keinginan untuk memudahkan masyarakat, ternyata kartu kredit memiliki potensi keuntungan yang luar biasa besar. Pada umumnya, pihak bank akan memungut keuntungan 1% dari penyediaan mesin gesek (EDC).

Memang terlihat seperti persentase yang cukup kecil bukan? Namun, kita coba hitung: Jika nilai transaksi kartu kredit sepanjang tahun 2015 sebesar Rp280,54 triliun dan bank akan memungut 1% dari nilai transaksi tersebut maka bank akan menerima keuntungan sekitar Rp2,8 triliun setiap tahunnya hanya dari sektor mesin EDC kartu kredit. Jumlah yang cukup besar bukan.

Semakin tinggi volume transaksi maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Tidak hanya itu, bank juga akan menerima keuntungan dari iuran tahunan kartu kredit. Jika bank memiliki sekitar 25 juta nasabah kartu kredit dan mengenakan biaya iuran Rp100.000 setiap tahun maka bank akan menerima keuntungan sekitar Rp2,5 triliun setiap tahunnya.

Semakin banyak nasabah maka semakin banyak pula keuntungan yang diperoleh. Beberapa bank terkemuka yang menjadi pemain utama dalam bisnis kartu kredit, antara lain BCA, Bank Mandiri, Citibank, dan HSBC. Melihat keuntungan yang begitu besar maka tidak heran jika banyak bank dan lembaga keuangan yang gencar mempromosikan produk kartu kreditnya.

Pertumbuhan kartu kredit yang sangat signifikan menunjukkan bahwa kartu kredit telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern di Indonesia. Pangsa pasar kartu kredit di Indonesia yang begitu besar turut memicu pertumbuhan persaingan bisnis di kalangan bank-bank besar. Semakin maju suatu negara maka semakin baik pula perekonomiannya.

Semakin baik perekonomian suatu negara maka semakin terdidik masyarakatnya. Semakin cerdas masyarakat maka semakin bermanfaat pula penggunaan kartu kredit. Di zaman yang semakin modern ini, setiap orang memang dituntut untuk selalu bijak, cermat, dan teliti dalam menggunakan kartu kredit sehingga kartu kredit tidak hanya membawa keuntungan pada bank, namun juga membawa keuntungan bagi Anda.

Share :
Rizki Abadi

Rizki Abadi

Contributor

0

ARTIKEL TERKAIT